Preserving Regional English Dialects in Poetry
Keywords:
dialek, puisi, identitas budaya, bahasa Inggris daerah, analisis sastraAbstract
This study examined how regional English dialects are used and represented in three selected poems: "To a Mouse" by Robert Burns, "The Shepherd's Calendar (April)" by John Clare, and "The North Ship" by Philip Larkin. This research focuses on how dialects reflect social and cultural identities and how they contribute to the authenticity of each poem. Using content analysis, this study identified explicit and implicit dialect features in poetry, including vocabulary, pronunciation patterns, tone, and atmosphere. The findings suggest that Burns and Clare use clear dialect markers that represent the voices of rural communities and the working class, while Larkin expresses regional identities more subtly through imagery and mood rather than linguistic forms. The use of dialects not only creates authenticity but also amplifies emotional resonance, preserves cultural values, and adds musicality to poetic expression. This study highlights the role of dialects as a meaningful linguistic feature in literature and suggests the importance of incorporating dialect-based texts in language learning to increase cultural awareness.
Abstrak
Studi ini meneliti bagaimana dialek bahasa Inggris regional digunakan dan diwakili dalam tiga puisi pilihan: "To a Mouse" oleh Robert Burns, "The Shepherd's Calendar (April)" oleh John Clare, dan "The North Ship" oleh Philip Larkin. Penelitian ini berfokus pada bagaimana dialek mencerminkan identitas sosial dan budaya dan bagaimana hal itu berkontribusi pada keaslian setiap puisi. Dengan menggunakan analisis konten, penelitian ini mengidentifikasi fitur dialek eksplisit dan implisit dalam puisi, termasuk kosakata, pola pengucapan, nada, dan suasana. Temuan menunjukkan bahwa Burns dan Clare menggunakan penanda dialek yang jelas yang mewakili suara komunitas pedesaan dan kelas pekerja, sementara Larkin mengekspresikan identitas regional secara lebih halus melalui citra dan suasana hati daripada bentuk linguistik. Penggunaan dialek tidak hanya menciptakan keaslian tetapi juga memperkuat resonansi emosional, melestarikan nilai-nilai budaya, dan menambah musikalitas pada ekspresi puitis. Studi ini menyoroti peran dialek sebagai fitur linguistik yang bermakna dalam sastra dan menyarankan pentingnya memasukkan teks berbasis dialek dalam pembelajaran bahasa untuk meningkatkan kesadaran budaya.
References
Ardi isnanto, Bayu. “Penerapan Metode Jigsaw Dalam Pembelajaran Menulis Teks Puisi Pada Siswa Kelas X Semester Ii Smk Nasyrul Ulum Gegesik Tahun Pelajaran 2022/2023.” Detikproperti 2, no. 2 (2023): 119–21. https://transpublika.co.id/ojs/index.php/JRPP/article/view/566/443.
Dan, Karakteristik, Keunikan Dialek, and Masyarakat Kota. “Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia.” Prosiding Samasta, 2021. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/554 – 560.
Kamaruddin, Abdul, Ulinsa, Gazali Lembah, Sitti Harisah, and Taqyuddin Bakri. “Nilai Pendidikan Karakter Dalam Ungkapan Bahasa Kaili Dialek Rai.” Jentera: Jurnal Kajian Sastra 11 (2022): 399–409. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/116627377/1999-libre.pdf?1720355571=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DNilai_Pendidikan_Karakter_dalam_Ungkapan.pdf&Expires=1764497600&Signature=Y~dYNbfWnMGNXhFVHpPvpeoJLd0z8c0tGtbjgRXWDF-rrJYdI3dPqG7NIJmIkZpSL3UwKc13NeTfQoTYHbbxTnD0kLGAZvXxfHaKAZNsGUqrQODAHjRNEOMo35tq4N~2Kgil121Ffs2hNfISjV2To2lCPusYolFSwdZAISwhjS~TLDlI3ImxaLgVYv6SoxNvYxt84aWeYZlGGjubgVqa0aipdn65H9sPqjoz3LOnTSP~e0eDm7pnC4QWxvrLjwf3OFMBlWUPt-PAi6VDPeQZDnQFWXhmW1j~K459umBUTkH-GjhLR2IBitkAkVe1AoV3FAKA2F0xCKa0oP90nal7Lg__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA.
Mawarni, Heni. “Analisis Fungsi Dan Makna Lawas (Puisi Tradisional) Masyarakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggarra Barat.” CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan 2, no. 2 (2022): 133–42. https://doi.org/10.51878/cendekia.v2i2.1153.
Nur, Yunidar. “Saling Pengertian Antar Dialek Bahasa Kaili Di Lembah Palu.” Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra 94118, no. 3 (2010). https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/humbud/article/view/621/pdf.
Nurhuda, Pradicta, Zainal Rafli, and Siti Ansoriyah. “Perbandingan Leksikon Bahasa Jawa Dialek Malang Dan Bahasa Jawa Dialek Blitar.” Jurnal Bastrindo: Kajian Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 2, no. 2007 (n.d.): 125–37.
Pabbajah, M. Taufiq Hidayat, Kaharuddin, and St. Fauziah. “Kajian Dialektologis Terhadap Variasi Lahjah Arabiyah: Menyingkap Keragaman Linguistik Dan Budaya.” Al-Fakkaar: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 5, no. 2 (2024): 56–70. https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/ALF/article/view/6959/3209.
Sosial, Lingkup, and Bahasa Sosiolinguistik. “Analisis Penggunaan Variasi Bahasa Arab Fusha Dan ‘Amiyah Dalam Ruang Lingkup Sosial Bahasa (Sosiolinguistik).” Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab 7, no. 2 (2024): 45–57. https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/ALF/article/view/6959/3209.
Sungkowati, Yulitin. “Kritik Sosial Dalam Puisi-Puisi Jawa Dialek Surabaya Social Criticism In Surabaya Dialect Of Javanese Poetry.” Jurnal Bebasan, 2016. https://jurnalbebasan.ppjbsip.com/bebasan/index.php/home/article/view/44/38.
Ulya, Nur Faizatul, Ainur Rofiq Sofa, Program Studi, Pendidikan Bahasa, Arab Fakultas, Universitas Islam, and Zainul Hasan. “Dialek Quraisy Dalam Kajian Linguistik : Peran Terhadap Perkembangan Bahasa Arab Pra-Islam.” Fonologi: Jurnal Ilmuan Bahasa Dan Sastra Inggris 3 (2025). https://journal.aspirasi.or.id/index.php/Fonologi/article/view/1545/1808.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Melza Syuwitri, Lutfia Rahayu Mukti, M. Suryadi Pratama, Jon Inanda, Ikti Aliansa, Alecia Melanda

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.





