Internalisasi Nilai Nilai Kedisplinan Melalui Ibadah Shalat Perspektif Maqashid Syariah
Keywords:
prayer, discipline, internalization of values, maqāṣid al-syarī‘ah, characterAbstract
Discipline among the community, particularly among students and the younger generation of Muslims, demonstrates the importance of strengthening values education through religious practices. This study aims to examine how the process of instilling (internalizing) disciplinary values can be formed through prayer, using the perspective of maqāṣid al-syarī‘ah (the objectives of Islamic law). This study employed a descriptive qualitative method through a literature review of various classical and modern sources that discuss the relationship between prayer, character, and the objectives of Islamic law. The results show that prayer is not merely a ritual act of worship but also serves as a means of moral education that can foster discipline in everyday life. The values of prayer reflect discipline, regularity, responsibility, and self-control, which are in line with the main objectives of the maqāṣid al-syarī‘ah: safeguarding religion (ḥifẓ al-dīn), safeguarding the soul (ḥifẓ al-nafs), safeguarding reason (ḥifẓ al-‘aql), safeguarding descendants (ḥifẓ al-nasl), and safeguarding wealth (ḥifẓ al-māl). The process of internalizing these values is formed through habits, spiritual awareness, and consistency in worship. Overall, this study shows that prayer is not only an obligation of worship, but also a form of character education that can shape a more disciplined, noble, and welfare-oriented Muslim personality. In other words, prayer is a real reflection of the aim of Islamic law in forming human character who is orderly, balanced and beneficial to others.
Abstrak
Sikap disiplin di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan generasi muda muslim, menunjukkan pentingnya memperkuat pendidikan nilai lewat praktik ibadah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses penanaman (internalisasi) nilai-nilai kedisiplinan bisa terbentuk lewat ibadah shalat dengan memakai sudut pandang maqāṣid al-syarī‘ah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif lewat kajian pustaka dari berbagai sumber klasik dan modern yang membahas hubungan antara shalat, karakter, dan tujuan syariat Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shalat tidak hanya sebagai ibadah ritual semata, tetapi juga menjadi sarana pendidikan moral yang dapat melatih kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ibadah shalat mencerminkan kedisiplinan, keteraturan, tanggung jawab, dan pengendalian diri, yang sejalan dengan tujuan utama maqāṣid al-syarī‘ah: menjaga agama (ḥifẓ al-dīn), menjaga jiwa (ḥifẓ al-nafs), menjaga akal (ḥifẓ al-‘aql), menjaga keturunan (ḥifẓ al-nasl), dan menjaga harta (ḥifẓ al-māl). Proses internalisasi nilai-nilai ini terbentuk lewat kebiasaan (habit), kesadaran spiritual, dan konsistensi dalam beribadah. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa ibadah shalat bukan hanya sebagai kewajiban ibadah semata, melainkan juga sebagai bentuk pendidikan karakter yang dapat membentuk pribadi muslim yang lebih disiplin, berakhlak mulia, dan berorientasi pada kemaslahatan. Dengan kata lain, ibadah shalat menjadi cerminan nyata dari tujuan syariat islam dalam membentuk karakter manusia yang tertib seimbang, serta bermanfaat bagi sesama
References
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 85.
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2016), hlm. 282.
Jasser Auda, Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law: A Systems Approach, (London: The International Institute of Islamic Thought, 2008), hlm. 20.
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh Maqasid al-Syariah: Pendekatan Baru terhadap Hukum Islam, (Kairo: Dar al-Syuruq, 2007), hlm. 45.
Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumuddin, Jilid I (Beirut: Dar al-Fikr, 2002), hlm. 125.
Yusuf al-Qaradawi, Al-Ibadah fi al-Islam (Kairo: Maktabah Wahbah, 2001), hlm. 89.
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 2004), hlm. 217.
Ahmad Rahman, “Shalat sebagai Sarana Pembentukan Karakter Religius,” Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 2 (2018), hlm. 143.
Abdul Hidayat, “Dimensi Psikologis Ibadah Shalat dalam Pembentukan Kontrol Diri,” Jurnal Ilmu Keislaman dan Sosial, Vol. 5, No. 1 (2020), hlm. 56.
Jasser Auda, Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law: A Systems Approach (London: IIIT, 2008), hlm. 23–27.
Al-Qur’an, QS. al-‘Ankabūt [29]: 45.
Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwāfaqāt fi Ushul al-Syari‘ah, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005), hlm. 312.
Jasser Auda, Maqasid al-Shariah: A Beginner’s Guide, (Herndon: IIIT, 2010), hlm. 38.
Darma, A. M. R., Misbahuddin, & Kurniati. (2023). Konsep hukum Islam dalam mewujudkan stabilitas dan perubahan dalam masyarakat [Islamic law concepts in realizing stability and changes in society]. JPM Jurnal Pengabdian Mandiri, 2(1), 115–124.Yusuf al-Qaradawi, al-‘Ibādah fi al-Islām, (Kairo: Maktabah Wahbah, 2000), h. 33.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019), QS. An-Nisa [4]: 103.
mam al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Kitab al-Iman, no. 6464.
Imam al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Kitab al-Adzan, no. 631.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. Al-‘Ankabut [29]: 45.
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh, (Damaskus: Dār al-Fikr, 1989), Jilid II, h. 22.
Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwāfaqāt fi Uṣūl al-Syarī‘ah, (Beirut: Dār al-Ma‘rifah, 2004), Juz II, h. 8–10.
Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media, 2016, hlm. 142.
Quraish Shihab, M. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002, hlm. 578.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019, QS. An-Nisā’:103
Al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya’ ‘Ulum al-Din. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000, jilid I, hlm. 152.
Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Agama. Bandung: Mizan, 2018, hlm. 93.
Muslim bin al-Hajjaj, Sahih Muslim, Kitab al-Iman, Hadis No. 38.
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hlm. 135.
yafri, Ulil Amri. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014, hlm. 214.
Asy-Syatibi, Abu Ishaq. Al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari‘ah. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003, jilid II, hlm. 8.
Al-Ghazali, Abu Hamid. Al-Mustasfa min ‘Ilm al-Usul. Kairo: Al-Maktabah al-Tijariyyah al-Kubra, 1993, hlm. 174
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019, QS. Al-‘Ankabūt: 45.
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Kitab al-Salah, Hadis No. 498.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019, QS. Al-‘Ankabūt: 45.
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Kitab al-Salah, Hadis No. 498.
Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Agama. Bandung: Mizan, 2018, hlm. 97.
Syafri, Ulil Amri. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014, hlm. 215.Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media, 2016, hlm. 156.
Al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya’ Ulumuddin, Juz 1. Kairo: Dar al-Minhaj, 2005.
Al-Qaradawi, Yusuf. Al-‘Ibadah fi al-Islam. Kairo: Maktabah Wahbah, 1993.
Rahman, A. (2020). “Pengaruh Shalat terhadap Pembentukan Karakter Religius Remaja.” Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 145–160.
Al-Syatibi, Abu Ishaq. Al-Muwafaqat fi Usul al-Syari‘ah. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Farid Banyuaji Ismail, Muhammad Rayhan Pratama Syahra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.





