DIALOG LINTAS AGAMA PERSPEKTIF PARA TOKOH
Keywords:
Dialogue, Islam, CatholicismAbstract
The issue of interfaith dialogue in the context of today's pluralism is felt to be a pressing need. In pluralism, there are no barriers or walls separating one field from another. Diversity merges into one whole, and religion is no exception. How does religion face the challenges of this pluralism? On the one hand, religion guides its adherents to believe in the truth of their religion. On the other hand, adherents of other religions also teach similar things. This tug of war of beliefs often triggers various conflicts in the name of religion. It is ironic, while religion provides guidance to humanity to live in peace and tranquility, but because of religion, the peace and tranquility of humanity are disturbed. Therefore, it is no wonder that dialogue is a way to reconcile these differences. By using the Library Research method and a Historical-Factual approach. Therefore, the starting point for inter-religious dialogue should be placed in the process of emancipation, meaning how the dialogue process is oriented towards cooperation between religious communities to fight for equal rights for all parties and overcome social, environmental and other problems. This can be seen from the fact that Indonesia was built on the basis of an alliance of different ethnicities and religions and aims to build a diverse future as well.
Abstrak
Persoalan dialog antar umat beragama dalam konteks Pluralisme dewasa ini, dirasa merupakan kebutuhan yang cukup mendesak. Dalam pluralisme tidak dikenal adanya sekat dan dinding pemisah antara suatu bidang dengan bidang yang lain. Keanekaragaman lebur menjadi satu kesatuan, tidak terkecuali agama. Bagaimana agama menghadapi tantangan pluralisme ini? Satu sisi agama menuntun penganutnya untuk meyakini kebenaran agamanya. Di sisi lain, penganut agama lain juga mengajarkan hal serupa. Tarik menarik keyakinan seperti ini yang kerap kali memicu berbagai konflik yang mengatasnamakan agama. Sebuah ironi, ketika agama memberikan tuntunan kepada umat manusia supaya hidup damai dan tenteram, namun karena agama juga ketenteraman dan kedamaian umat man usia terusik. Maka tidak ayal lagi dialog menjadi jalan mendamaikan berbagai perbedaan tersebut. Dengan menggunakan metode Library Research (studi Pustaka) dan pendekatan Historis-Faktual. Maka titik pijak dialog antar umat beragama hendaknya diletakkan dalam proses emansipasi, artinya bagaimana proses dialog itu berorientasi pada kerjasama antar umat beragama memperjuangkan kesamaan hak dari semua pihak dan menanggulangi masalah-masalah sosial, lingkungan hidup dan lain sebagainya Hal ini dilihat dari kenyataan bahwa Indonesia dibangun atas dasar persekutuan suku dan agama yang berbeda dan hendak membangun masa depan yang majemuk pula.
References
Abdullah, M. Amin: Muslim-Christian Relations: Reinventing the Common Ground to Sustain a Peaceful Coexistence in the Global Era. Draft paper yang disampaikan di ‘the International Seminar on “The Vision of FethullahGülen and Muslim–Christian Relations”, St. Patrick’s Campus, Australian Catholic University, Melbourne, Australia, l5-l6 Juli 2009.
Abu-Nimer, Mohammed Amal Khoury and Emily Welty, Unity and Diversity (Washington, D.C.: United States Institute of Peace Press, 2007).
Ahmad, Saidiman, Husni Mubarak, dan Testriono. Pembaharuantanpa A pologia, Esaiesaitentang Ahmad Wahib. Jakarta: YayasanWakapParamadina. 2010.
Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama, Dialog, Dakwah dan Misi. Yogyakarta: Pustaka Anwar.1983.
Mukti Ali, Agama, Moralitas dan Perkembangan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1997.
Ali, Mukti. Dialog Antar Agama. Yogyakarta: Yayasan Nida. 1970.
Arifin, Muhammad Zainal. Naskah Publikasi: Dialog Antar Agama dalam Pandangan Hans Kung. Diakses dari http://eprints.u-ms.ac.id/20437/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf, 25 Desember 2018.
Armada, Riyanto. “Sebuah Studi Tentang Dialog Interreligius,” dalam Diskursus, Vol. 9, No. 2 (Oktober 2010) Lih. Paul F. Knitter, Satu Bumi Banyak Agama: Dialog multiAgama dan Tanggung Jawab Global (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012)
Banawiratma, J.B dkk,. Dialog Antarumat Beragama, Gagasan dan Praktik Di Indonesia. Jakarta: Mizan Publika. 2010.
Bhaidawi, Zakiyuddin. Dialog Global danMasaDepan Agama. Surakarta: Muhammadiyah University Press. 2001.
Conway,Tudy D. Cross-Cultural Dialogue on the Virtues: The Contribution of FethullahGülen (Cham: Springer, 2014)
Damma, M. “H.A. Mukti Ali: Ketaatan, Kesalehan dan Kecendekiaan” dalamDjam’annuri. 70 Tahun H.A. Mukti Ali: Agama dan Masyarakat.Daya,Burhanuddin Agama Dialogis: Merenda Dialektika Idealita dan Realita HubunganAntaragama, (Yogyakarta: Mataram Minang Lintas Budaya, 2004).
Daya, Burhanuddin dan Herman Leonard Beck,IlmuPerbandingan Agama Di Indonesia Dan Belanda, (Jakarta: Inis, 1992).
Izah, Lathifatul. Melihat Potret Harmonisasi Hubungan Antar umat Beragama Di Indonesia”. Religi. Vol IX, No. 1. Januari 2013.
Khamami, A. Rizqon. Dialog antarimandalamPerspektifFethullahGülen, Religio, Vol.2, No.1 (Maret 2021)
Khamami, Akhmad Rizqon. “Dialog Antar Iman Sebagai Resolusi Konflik, Tawaran Mohammed Abu-Nimer”. Al-Tahrir. Vol 14, No. 2. Mei 2014.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Izwan Hafizi, Putri Kurnia Sari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.





