Upaya Peningkatan Motorik Halus Anak Dengan Pemberian Reward Di Kelas B RA Alrosyid Tahun Pelajaran 2025-2026

Abstract

This classroom action research aims to improve children's fine motor skills through coloring activities in a preschool/kindergarten environment. The research was conducted in two cycles, encompassing planning, implementation, observation, and reflection. Data were collected through direct observation of children's fine motor skills at each meeting and then analyzed descriptively to determine the improvement in skills from pre-action to cycle II. The results showed a significant improvement in children's fine motor skills after implementing structured coloring activities. Initially, the average achievement of children's fine motor skills was only 38%. After the intervention in cycle I, achievement increased to 60%, and again in cycle II to 81%. These improvements included the ability to hold coloring tools correctly, neatness and density of coloring, accuracy in following lines, and the ability to complete tasks on time. Furthermore, coloring activities also contributed to developing children's concentration, patience, and creativity, and fostering self-confidence in completing tasks. Overall, this research demonstrates that coloring activities designed in a varied, engaging, and developmentally appropriate manner can be an effective learning strategy for improving fine motor skills in preschool/kindergarten students. These findings can serve as a reference for educators in developing creative and engaging learning media to support optimal child development.

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan mewarnai di lingkungan RA/TK. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap kemampuan motorik halus anak pada setiap pertemuan, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk melihat peningkatan kemampuan dari pra-tindakan hingga siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada keterampilan motorik halus anak setelah penerapan kegiatan mewarnai secara terstruktur. Pada kondisi awal, rata-rata ketercapaian motorik halus anak hanya mencapai 38%. Setelah tindakan pada siklus I, ketercapaian meningkat menjadi 60%, dan kembali mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 81%. Peningkatan tersebut meliputi aspek kemampuan memegang alat warna dengan benar, kerapian dan kerapatan pewarnaan, ketepatan mengikuti garis, serta kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain itu, kegiatan mewarnai juga berkontribusi dalam melatih konsentrasi, kesabaran, kreativitas, serta menumbuhkan rasa percaya diri anak dalam menyelesaikan tugas. Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan mewarnai yang dirancang secara bervariasi, menarik, dan sesuai tahap perkembangan anak dapat menjadi strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan motorik halus pada peserta didik RA/TK. Temuan ini dapat menjadi rujukan bagi pendidik dalam mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.