Kemapanan dalam Pernikahan: Analisis Tafsir Ibnu Katsir dan Quraish Shihab atas QS 24:32
Keywords:
financial stability, interpretation, marriage, Ibn Kathir, Quraish Shihab.Abstract
The debate around financial security as a prerequisite for marriage continues to be an important topic in contemporary Muslim societies, including in Indonesia. Social and economic pressures often make this aspect a dominant factor, raising questions about its position in Islamic law. This research explores the issue through a study of the interpretation of QS. An-Nur [24]: 32, particularly the phrase “iyyākūnū fuqarā' yughnihimullāhu min faḍlih”, by analyzing the views of two mufasirs from different eras and approaches: Ibn Kathir (classical, bi al-ma'tsūr) and M. Quraish Shihab (contemporary, contextual). Using the literature study method and the content analysis and comparative-critical approaches, this study found that both did not make premarital stability a valid condition of marriage. However, Ibn Kathir emphasizes tawakal and Allah's promise as a source of sufficiency, while Quraish Shihab emphasizes the importance of readiness to be economically responsible, including active effort as part of istiṭā'ah. This difference shows the dynamics of tafsir methodology as well as a response to the challenges of the times. This study concludes that financial preparedness remains essential in forming a prosperous family in accordance with the objectives of the Shari'ah.
Abstrak
Perdebatan seputar kemapanan finansial sebagai prasyarat pernikahan terus menjadi topik penting dalam masyarakat Muslim kontemporer, termasuk di Indonesia. Tekanan sosial dan ekonomi kerap menjadikan aspek ini sebagai faktor dominan, menimbulkan pertanyaan mengenai kedudukannya dalam hukum Islam. Penelitian ini mengeksplorasi isu tersebut melalui kajian terhadap tafsir QS. An-Nur [24]: 32, khususnya frasa “iyyākūnū fuqarā’ yughnihimullāhu min faḍlih”, dengan menganalisis pandangan dua mufasir dari era dan pendekatan berbeda: Ibnu Katsir (klasik, bi al-ma’tsūr) dan M. Quraish Shihab (kontemporer, kontekstual). Menggunakan metode studi pustaka dan pendekatan analisis isi serta komparatif-kritis, penelitian ini menemukan bahwa keduanya tidak menjadikan kemapanan pranikah sebagai syarat sah nikah. Namun, Ibnu Katsir lebih menekankan tawakal dan janji Allah sebagai sumber kecukupan, sementara Quraish Shihab menekankan pentingnya kesiapan bertanggung jawab secara ekonomi, termasuk usaha aktif sebagai bagian dari istiṭā‘ah. Perbedaan ini menunjukkan dinamika metodologi tafsir serta respons terhadap tantangan zaman. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kesiapan finansial tetap esensial dalam membentuk keluarga yang sejahtera sesuai dengan tujuan syariat.
References
Abdul Mustaqim. Argumentasi Keniscayaan Tafsir Maqashidi: Genealogi, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Idea Press, 2016.
———. Metodologi Tafsir Kontemporer: Aplikasi Model Pendekatan Az-Zarkasyi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008.
Abū al-Ḥusain Muslim bin Ḥajjāj al-Qusyīrī bin Muslim al-Naisābūri. Ṣaḥīḥ Muslim. Beirut: Dār Iḥyā’ at-Turāṡ al-‘Arabī, t.th.
Aini, Syaripah. “Sakralitas Pernikahan dalam Cahaya Al-Qur’an.” Al-Kauniyah: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir 5, no. 2 (2024): 70–80.
Al-Jaziri, Abd al-Rahman. Kitāb al-Fiqh ‘alā al-Mażāhib al-Arba‘ah, Jilid 4. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003.
‘Atiyyah, Jamal al-Din. Naḥwa Taf‘īl Maqāṣid al-Sharī‘ah. Amman: Al-Ma‘had al-‘Ālamī li al-Fikr al-Islāmī, 2001.
Auda, Jasser. Maqasid Al-Shariah as Philosophy of Islamic Law: A Systems Approach. London: IIIT, 2008.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama RI, 2005.
Dewi, Mustika, dan Mergy Gayatri. “Persepsi Remaja Generasi Z Tentang Kesiapan Menikah dan Keselarasan Kebijakan Pernikahan.” Journal of Issues in Midwifery 8, no. 1 (31 Mei 2024): 27–36. https://doi.org/10.21776/ub.JOIM.2024.008.01.4.
Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī. Fatḥ al-Bārī Sharḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Jilid 9. Beirut: Dār al-Ma‘rifah, 1379 H.
Ibn Qayyim al-Jawziyyah. Zād al-Ma‘ād fī Hadyi Khayr al-‘Ibād, Jilid 4. Beirut: Mu’assasat al-Risālah, 1994.
Ibn Qudāmah. Al-Mughnī, Jilid 7. Kairo: Maktabat al-Qāhirah, 1968.
Ismā‘īl ibn ‘Umar ibn Katsīr. Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm. Disunting oleh Sāmī ibn Muḥammad Salāmah. Riyadh: Dār Ṭayyibah, 1999.
———. Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm, Jilid 6. Riyadh: Dār Ṭayyibah, 1999.
Lestari, Ribi Amelia Citra. “Menikah Muda di Dalam Islam: Hikmah, Syarat dan Realita.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Multidisiplin (JIPM) 3, no. 3 (2025): 661–669. https://doi.org/10.61722/jipm.v3i3.992.
Nafiah, Siti Nurul Wahdatun, dan Reno Kuncoro. “Metode Takhrij Hadist: Keotentikan Hadist Tentang Anjuran Menikah.” Ar-Risalah: Media Keislaman, Pendidikan dan Hukum Islam 22, no. 1 (1 April 2024): 95. https://doi.org/10.69552/ar-risalah.v22i1.2343.
Quraish Shihab, M. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati, 2013.
———. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, Vol. 1. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
———. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, Vol. 9. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Rippin, Andrew. “Ibn Kathīr.” Dalam The Blackwell Companion to the Qur’ān, disunting oleh Andrew Rippin, 410–411. Malden, MA: Blackwell Publishing, 2006.
Shāfi‘ī, Imām al-. Al-Umm, Jilid 5. Beirut: Dār al-Ma‘rifah, 1990.
Shāṭibī, Imām Abū Isḥāq al-. Al-Muwāfaqāt fī Uṣūl al-Sharī‘ah, Jilid 2. Beirut: Dār Ibn ‘Affān, 1997.
Syafana, Putri Tsilvya, Tyas Gina Pramesti, dan Widodo Hami. “Implikasi Pernikahan Dini Terhadap Keberhasilan Rumah Tangga (Studi Kasus Kecamatan Pekalongan Selatan).” Posita: Jurnal Hukum Keluarga Islam 1, no. 2 (10 Desember 2023): 39–45. https://doi.org/10.52029/pjhki.v1i2.149.
Wahidha, Dais Nurul. “Alat Ukur Kesiapan Menikah.” Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi 7 (2024): 220–232.
Zuhaili, Wahbah al-. Al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, Jilid 9. Damaskus: Dār al-Fikr, 2002.
———. Al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, Jilid 10. Damaskus: Dār al-Fikr, 2002.
Yusuf Al-Qaradawi. Fiqh Awlawiyyāt: Dirāsah Jadīdah fī Ḍaw’ al-Qur’ān wa al-Sunnah. Kairo: Maktabah Wahbah, 1995.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Achmad Alparisi Maulana, Nasrulloh

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
